Rabu, 27 Agustus 2008

NGABUBURIT ????

Beribadah puasa wajib dilakukan umat Islam dimana saja. Puasa, tentunya menjadi istimewa bila ujian yang kita lalui semakin berat. Dan Jakarta ibarat medan perang, dimana musuh yang dihadapi bukan saja menahan lapar dan haus, namun harus bisa lebih bersabar dan menahan amarah. Itulah Jakarta, dimana bertahan hidup kadang menjadi lebih penting dari urusan iman. Sebagian lagi, menjalaninya seperti biasa. Sambil menunggu berbuka, mereka mengisi hari-harinya dengan beragam kegiatan yang menarik. Diantaranya, yang sering terdengar adalah ngabuburit. Tidak ada arti baku dari ngabuburit. Ngabuburit ini sebenarnya memanfaatkan waktu yang tersisa, dan biasanya satu atau dua jam sebelum berbuka puasa. Menunggu di jam-jam itu memang serasa lama dan menyebalkan. Untuk melupakannya sejenak, biasanya sebagian warga Jakarta menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan ketempat yang mereka sukai. Salah satu lokasi yang biasanya ramai menjelang berbuka puasa adalah Bandara Soekarno - Hatta. Pada hari biasa, tidak ada istimewanya tempat ini. Tetapi selama bulan puasa, ia menjadi lokasi favorit untuk ngabuburit. Lantas kenapa tempat ini menjadi menarik ? Ehm, melihat si burung besi mendarat adalah kenikmatan tersendiri dan sejenak melupakan rasa lapar dan haus. Tempatnya memang agak lebih tinggi, sehingga pesawat terbang yang akan mendarat sudah tampak dari kejauhan. Bahkan getaran suara mesinnya bisa terasa hingga di jembatan. Ketinggian pesawat hanya beberapa meter dari atas kepala dan dalam selang waktu 5 menit, sudah ada lagi pesawat yang siap mendarat. Hingga menjelang maghrib, warga disini bisa menikmati puluhan pesawat yang mendarat. Tempat ini selalu ramai hampir setiap sore. Akibatnya memacetkan lalu lintas disekitar kawasan itu. Devi hampir setiap hari berngabuburit bersama dua anaknya disini. Dan ini bukan yang pertama kali ia lakukan. Hampir setiap bulan Ramadhan. Dan lain lagi yang satu ini ? Mereka menyebutnya freestyle. Gaya baru kaum urban di Jakarta, berngabuburit.